Thursday, September 27, 2012

Bersiap... Mulai!


Post ini saya tulis dalam keadaan  flu untuk yang ketiga kalinya dalam bulan ini, plus maag dan sakit gigi. Yang membuat saya heran adalah penyakit-penyakit tersebut bisa membuat saya tidak masuk sekolah sekitar seminggu dan tidak ikut bimbel entah berapa pertemuan.

Selama ini gaya hidup saya memang tidak terlalu sehat. Saya kerap terkena penyakit seperti flu dan sariawan. Namun penyakit-penyakit tersebut jarang menghalangi saya untuk berangkat sekolah, seandainya iya pun paling hanya satu-dua hari.

Lha yang sekarang kok seminggu?

Untuk menjelaskannya, mari saya ceritakan kondisi kelas saya sekarang. XII IPS bertempat di ruang 202. Anda akan ilfeel pada kelas kami bahkan sebelum masuk karena dua daun pintu kami tertutup kertas-kertas jadwal dan materi PMKT. Juga perhatikan papan tulis, di bagian atasnya ada tulisan 215 to UN (215 hari lagi menuju UN, diperbarui tiap hari). Siapakah pencetus ide yang bagi saya membebani mental sebelum waktunya itu? Yang menulisnya lagi padahal sudah diam-diam saya hapus?

Anggun. Ya, Anggun, yang dulu merupakan partner bolos saya. Anggun yang itu, yang dulu lebih suka ke Studio NP, Planet, bahkan AMC untuk main kartu sama saya daripada ikut pelajaran.

Anggun yang sekarang berubah sekali. Bisa dibilang dia orang terbureng di kelas. Dia tidak pernah bolos lagi. Jarang telat. Duduknya deretan depan. Catatan lengkap, tugas selalu mengerjakan. Sepertinya di sekolah, rumah dan GO kerjaannya belajar terus. Pokoknya bureng! Kadang saya capek sama kebiasaan baru Anggun ini, tapi toh kepribadiannya tidak berubah, jadi saya fine-fine saja. Lagipula dia benar: “Yang kita lakukan bulan-bulan inilah yang akan menentukan masa depan kita,” begitu katanya. Dia ingin masuk Manajemen UGM yang passing grade dan peminatnya tinggi atau mungkin ke Jerman. Semoga sukses ya Nggun.

Kalau Anggun baca post ini dia pasti akan berkomentar, “Opo kowe ‘ra bureng Ndan!”

Ya, di kelas XII ini pun saya berubah. Frekuensi telat saya berkurang 90%. Kalau dulu saya biasa berangkat pukul 9 karena bangun kesiangan atau pukul 12 karena ke sekolah hanya untuk rapat, sekarang saya berangkat pukul 6 kurang, bahkan masih bisa melihat matahari terbit saat menunggu bus! Penyebabnya adalah PMKT (Pemantapan Mental dan Keterampilan Teknis), yaitu latihan soal metode SNMPTN dengan materi kelas X, XI dan XII. Berlangsung tiap hari pukul 06.30-07.15. Sungguh cara yang licik untuk membuat kami belajar tiap hari. Sejauh ini hasil PMKT kelas kami belum menggembirakan, nilai berkisar antara 3 dan 5. Nilai 6 dan 7 dianggap bagus. Bahkan pernah kelas kami bergelimang nilai nol dan minus saat PMKT Matematika.

Frekuensi bolos saya juga berkurang—100%. Mengharukan sekali. Oh ya, sekarang saya juga sering duduk deretan depan. Beginilah komentar Bella Indah dan Salmon yang takjub, “Pandan itu dulu kalau pelajaran duduk paling belakang, tutupan korden terus tidur. Sekarang? Duduk paling depan! Ckckck.”

Opo kowe ora Bel, Mon.

Sekarang kelas kami memang bersama-sama menuju bureng. Yang paling kelihatan adalah berkurangnya jumlah anak yang membawa laptop maupun netbook. Biasanya kalau ada benda-benda itu kami lebih banyak online dan (bagi sebagian anak) nonton orang Korea joget-joget daripada memerhatikan penjelasan guru. Kami juga sudah tidak main kartu lagi—baru beberapa hari belakangan sih, soalnya kartu remi hilang sedangkan kartu UNO disita. Selain itu kami jadi lebih kritis dalam memerhatikan pelajaran. Ternyata kalau diperhatikan, pelajaran Matematika dan Akuntansi tidak terlalu abstrak. Terutama karena kami mendapat guru-guru enak dalam hampir semua mata pelajaran.

Dulu saat kelas XI saya takjub tiap kali melewati ruang kelas XII. Tenang sekali, yang terdengar hanya suara guru. Semua anak fokus padanya. Mungkin sekarang giliran adik-adik kelas yang takjub kalau melewati ruang kelas kami. Yaaah, tapi seperti kata Maya, “Sebureng-burengnya anak IPS nggak bakal bikin stres.” Benar juga sih. Walaupun sibuk belajar, pelajaran kami tidak sesulit jurusan IPA sehingga kami masih sempat melakukan beginian: menggosip tanpa juntrungan (topik wajibnya adalah Gessa, cowok terganteng se-Teladan 2013), menghias pintu kelas kami (sekarang ada beberapa untai tirai bangau kertas dan entah apa lagi yang dibuat Maya, juga hiasan bunga-bunga sakura, pernah juga balon yang dibawa Ryma. Malah ada rencana foto-foto kami juga), mengganggu Mutsil tiga kali sehari (saya), dan lain-lain.

Rasanya kelas kami jadi lebih akrab. Kami lebih banyak mengobrol, seringnya sih tentang masa depan. Kami jadi makin mengetahui satu sama lain. Rasanya kelas ini… mulai jadi kelas yang sebenar-benarnya. Kami disatukan oleh semangat bureng.

Tapi sebenarnya daripada bureng, yang saya lakukan belakangan ini lebih ke menyesuaikan diri dengan keteraturan. Saya menjaga diri supaya tidak terlalu semangat dan terobsesi di awal. Karena menurut saya, perjalanan menuju UN dan SNMPTN itu seperti lomba maraton. Kalau sudah sprint dari awal, bagaimana bisa tahan hingga akhir?  Strategi terbaik adalah berlari dengan stabil kemudian baru mempercepat diri menjelang garis finish. Maka saya masih bersantai-santai juga.

Walaupun begitu, ternyata tubuh saya tidak kuat dengan penyesuaian diri terhadap keteraturan tadi. Terlebih karena saya ikut bimbingan belajar di GO (Ganesha Operation) empat hari dalam seminggu, jam malam. Saya berjalan sekitar dua kilometer pulang-pergi. Kabar baiknya, saya jadi rajin mandi. Kabar buruknya, saya sering kena angin malam sehingga mudah flu. Bagaimana dengan maag? Jadwal makan siang saya memang sering terlambat, sekarang karena les malam jadwal makan malam juga. Kalau sakit gigi? Ternyata karena bulu sikat gigi saya sudah mbrodol.

Begitulah.

Seandainya Anda juga kelas XII dan kecapekan dengan rutinitas, ingatlah, INI BARU AWAL. Kalau di awal saja sudah menyerah karena tidak tahan, bagaimana nanti di tengah-tengah, serta di akhir?