Wednesday, April 22, 2009

Laskar Pelangi

Laskar Pelangi tu novel best seller karya Andrea Hirata. Andrea sendiri sebenernya nggak deket ma jurusan sastra, tapi karya-karyanya bagus banget! Bahasanya lugas tapi tetep indah. Ide ceritanya memang nggak sesuai ma permintaan pasar sekarang, tapi tetep aja tetralogi ini (Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov) laku berat.

Buku Laskar Pelangi nyeritain tentang sebelas anak miskin (oke, Flo perkecualian) yang sekolah di SD Muhammadiyah Belitong. Mereka terdiri dari Ikal (tokoh utama), Lintang (anak pesisir yang pinter banget), Mahar (jago seni), Kucai (ketua kelas), Samson (nama aslinya Bore', tapi dia dipanggil Samson karena kuat), A Kiong (anak keturunan Cina), Trapani (mother complex), Harun (anak cacat mental), Syahdan (paling nggak mencolok), Sahara (cewek galak), ma Flo (cewek tomboy anak orang kaya yang pindah ke SD Muhammadiyah).

Kayak cerita-cerita pada umumnya, di Belitong ada tokoh antagonis yang harus dilawan mereka, yaitu SD PN, sekolah orang kaya. Dua sekolah ini berlawanan banget. SD Muhammadiyah miskin dan gedungnya bobrok, sementara SD PN fasilitasnya lengkap. Tapi berkat bantuan Lintang di Lomba Cerdas Cermat ma bantuan Mahar di karnaval, SD Muhammadiyah berhasil nyabet juara satu, ngalahin SD PN. Hebat!

Endingnya nggak kalah bagus. Barangkali banyak orang (aku juga sih) yang nebak kalau semua anggota Laskar Pelangi bakal jadi orang sukes, tapi ternyata nggak. Sekali lagi Andrea Hirata nunjukin pahitnya kehidupan. Si anak jenius, Lintang, terpaksa berhenti sekolah karena ayahnya meninggal, dan setelah gede dia hidup melarat. Gila, otak luar biasa kayak gitu disia-siain...

A Kiong ma Sahara yang dulu sering bertengkar malah kawin dan buka toko yang namanya Sinar Perkasa. Samson kerja di sini. Syahdan yang dulu paling nggak menonjol malah gedenya paling sukses. Penyakit mother complex Trapani makin parah. Sementara Ikal dapet beasiswa ke Prancis, cita-citanya sejak dulu...

Sang Pemimpi nyeritain tentang masa remaja Ikal, Arai, ma Jimbron. Buku ini yang paling lucu. Kalau Edensor nyeritain tentang kehidupannya Ikal ma Arai setelah dapet beasiswa ke Prancis. Buku ini kalah seru dari dua buku sebelumnya, karena ide cerita nggak khas Indonesia lagi. Kalau Maryamah Karpov aku belum baca sih. Tapi katanya nyeritain tentang A Ling, cewek berkuku indah yang ditaksir Ikal sejak kecil.

Filmnya nggak kalah bagus. Banyak konflik yang nggak muncul di novelnya, kayak kematian Pak Harfan (kepala sekolah), Pak Mahmud (Tora Sudiro) yang naksir Bu Mus, ma kemenangan nggak telak SD Muhammadiyah pas Lomba Cerdas Cermat. Untung aja di akhir film Lintang gedenya nggak terlalu melarat. Tapi tetep ada yang bikin aku kecewa, kayak kuku A Ling yang ternyata nggak terlalu bagus. Dia juga lebih tinggi sekepala dari Ikal, jadi pas mereka jalan bareng keliatan lucu.

Ada dua tokoh tanpa tanda jasa yang perlu disorot di sini: Bu Mus ma Pak Harfan. Di film Bu Mus keliatan bahagia banget pas ngajar Laskar Pelangi. Pak Harfan juga sama. Kata-kata terakhir Pak Harfan yang didenger Ikal tuh gini: "Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, dan bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya."

Habis nonton ni film aku jadi agak bersalah. Selama ini aku dah nyia-nyiain pendidikan (yah... seragamku keluar terus, bolos sesekali, nggak bikin PR, nggak dengerin guru, apalah). Tapi sekarang aku nyesel. Aku harus belajar keras mulai sekarang... kalau inget.

Tetralogi Laskar Pelangi, filmnya, ma soundtrack Laskar Pelangi (Nidji) wajib dibaca, ditonton, ma didengerin! Rasain banyak manfaatnya...

No comments:

Post a Comment